Tembi

Berita-budaya»IRWANTO LENTHO SANG PENCUKIL

08 Aug 2011 09:09:00

IRWANTO LENTHO 'SANG PENCUKIL'Teknik cukil kayu identik dengan seni grafis. Namun istilah yang ditempelkan pelakunya tidak menunjuk aktivitasnya, penggrafis. Biasanya disebut pelukis. Padahal istilah pelukis, biasanya untuk ’mengenali’ seniman lukis yang menggunakan kanvas. Dan pematung untuk seniman patung. Untuk sekarang, semuanya disebut perupa. Karena, seni grafis, patung dan seni lukis masuk dalam ranah seni rupa, termasuk seni instalasi. Kategori ini memiliki ’ruang’ yang luas, sehingga karya seni visual ’dimasukkan’ pada ranah seni rupa, atau sering juga disebut ’visual art’ untuk membuka ’ruang yang lebih luas lagi, karena itu tari, teater, fotografi ada di dalam ranah ini.

Ini ada satu istilah yang dipakai oleh seorang seniman grafis. Istilahnya menunjuk pada aktivitas seni grafis, yaitu mencukil. Karena itu pelakunya disebut pencukil. Irwanto Lentho, seorang seniman grafis mengidentifikasi diri sebagai pencukil. Istilah ini dia pakai untuk memberi tajuk karya grafisnya, ’Sang Pencukil’ yang dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta 3-11 AgustusIRWANTO LENTHO 'SANG PENCUKIL'2011. Oleh kuratornya, Amimudin TH Siregar, tawaran sebutan untuk penggrafis sebagai ’sang pengcukil’ disebutnya sebagai ’heroik’.

”...menawarkan istilah ’Sang Pencukil’, saya menduga Irwanto Lentho sebelumnya sudah menyadari konotasi yang ’heroik’. Namun, di luar konotasi itu, ’Sang Pencukil’ secara implisit juga menyarankan sebuah pernyataan sikap yang hendak menegasikan posisi istilah ini di medan sosial. Negasi itu dapat berarti ’perbedaan’ antar istilah dengan istilah yang lain-lain yang juga setara, misalnya ’pelukis’, ’pemahat’, ’pematung’. Saya melihat tawaran ini menjadi kian menarik sebab istilah ’Sang Pencukil’ ini boleh jadi akan menambah perbendaharaan ungkapan dalam praktik seni” kata Aminudin TH Siregar.

Selain soal istilah yang ’ditawarkan’ Irwanto, hal yang rasanya penting untuk diperhatikan adalah karya-karya dari ’Sang Pencikil’ itu. Karya-karya Irwanto, setidaknya yang dipamerkanIRWANTO LENTHO 'SANG PENCUKIL'ini, memberi impresi mengesankan. Detil garis-garis yang rumit menunjukkan ketekunan Irwanto sangat luar biasa. Visual yang ’dihadirkan’ pada teknik cukil kayu memberikan imajinasi pada persoalan yang lebih luas. Berbeda dengan Tompul yang melakukan eksplorasi garis. Irwanto Lentho melakukan eksplorasi bentuk. Sehingga visualnya tidak monoton. Melihat eksplorasi bentuk visual Irwanto, kiranya orang akan diberi warna-warni bentuk.

Salah satu karyanya yang berjudul ’Berlomba Untuk Pulang’ misalnya, menunjukkan bagaimana, secara teknis Irwanto melakukan eksplorasi dua bentuk makhluk hidup, ialah binatang dan manusia. Binatang kuda yang dinaiki manusia, berebut berlari, untuk mencapai ’tempat tinggalnya’, oleh karena itu diberi judul ’Berebut untuk pulang’. Pada karya yang lain, ’Putri Seni Indonesia’ judulnya, masih melakukan ekspolrasi dua bentuk, ialah manusia dan hewan.

Hampir semua karya cukil kayu yang dipamerkan, detil garis-garisnya memberi kesan dekoratif, sehingga suasana indah terbangun dari detil garis yang rumit dan njlimet. Setidaknya pula, ini memberikan isyarat informasi, bahwa karya-karya ’Sang Pencukil’ ini tidak sederhana. Bahkan kita bisa melihat betapa ’liar’ imajinasi Irwanto Lentho, sehingga seringkaliIRWANTO LENTHO 'SANG PENCUKIL'mengejutkan kapan melihat karya-karyanya. Bagi Aminudin TH Siregar, dunia fantasi Irwanto, sesungguhnya masih berpijak keadaan atau kenyataan sehari-hari. Dengarkan apa kata Aminudin:

”Dunia fantasi Irwanto Lentho --seliar apapun-- sesungguhnya masih berpijak pada keadaan atau kenyataan sehari-hari. Dalam dunianya itu, dia mencantumkan banyak metafor (boneka/puppet) yang berhubungan erat dengan soal kehidupan. Kesan kuat akan marionette atau ’boneka string’ boneka yang dikendalikan oleh sejumlah tali, hadir disejumlah karya Irwanto Lentho. Jenis boneka ini sering dijadikan metafor, misalnya saja ditujukan untuk ungkapan-ungkapan satir tentang sebuah kontrol manipulatif dari ’seseorang di balik layar’ --kita mengenalnya sebagai dalang”. Ujar Aminudin TH Siregar.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta