Makan yuk ..!

Bakmi Si Bisu

Bakmi Si Bisu

Bakmi nyemek menghangatkan tubuh yang dirambati udara dingin. Malam mulai tinggi, sekitar pukul 11 malam, bakmi Si Bisu di jalan Bantul menghentikan kendaraan, untuk sejenak menghangatkan tubuh, apalagi ditambah minuman teh jahe. Wow, dingin tubuh seperti segera pergi.

Spanduk yang melingkari warung bakmi ini bertuliskan ‘Bakmi Si Bisu’ dan orangpun telah mengenal warung bakmi ini, karena sudah 30 tahun warung bakmi ini melayani pelanggannya, saban malam hari. Menggunakan nama si bisu, karena yang membuatkan minuman memang orangnya bisu, tetapi selalu tahu akan pesanan pembelinya.

Berulangkali, ketika malam sudah mulai tinggi, ‘kuliner Tembi’ mampir di warung si bisu. Pesannya selalu sama, bakmi nyemek dan teh jahe. Dua jenis menu yang menghangatkan tubuh ditengah malam dingin yang membalut kota Yogyakarta.

Belakangan ini, kota Yogya dibalut udara dingin, mengingatkan udara dingin awal tahun 1980-an. Pada awal tahun itu, udara dingin masih merayapi kota Yogya, Jika sore dan malam tiba, orang sudah merasakan kedinginan, Tetapi, pada tahun-tahun itu, belum banyak penjual bakmi dengan membuka warung di tepi jalan. Yang sering ditemui penjual bakmi dengan mendorong gerobagnya dan memukul ‘tik tok, tik tok’. Orang segera tahu, itu penjual bakmi dan disebut sebagai bakmi tik tok.

Bakmi Si Bisu

Disepanjang jalan Bantul, ada banyak warung bakmi, sehingga kita bisa memilih warung mana yang biasa menjadi langganan, atau setidaknya mencoba yang belum pernah. Memang, di Yogya, bukan hanya di Bantul, mudah menemukan warung bakmi yang jaraknya tidak terlalu jauh, dan hebatnya semuanya ada pembelinya. Khusus di area jalan Bantul, di mana ‘bakmi si bisu’ membuka warungnya, ada warung bakmi yang jaraknya hanya beberapa puluh meter. Dan ‘tak jauh dari bakmi si bisu, dalam jalur jalan yang sama, ada beberapa penjual bakmi, bahkan sampai masuk ke tengah dusun, bisa ditemukan warung bakmi, yang pembelinya, hampir semuanya, dari luar Bantul, hal ini bisa dilihat karena pembelinya menggunakan mobil sampai di warung bakmi itu.

Bakmi si bisu, ketika sore, terlihat ada banyak orang menunggu antrian. Yang disediakan memang bukan hanya bakmi, tersedia pula nasi goreng, atau juga magelangan: campuran bakmi dan nasi goreng. Selain itu tersedia juga rica-rica ayam. Jadi, tinggal memilih menu apa yang akan dipesan.

Malam itu, sepulang dari Sastra Bulan Purnama di Tembi,bersama Genthong Hariono Selo Ali, masing-masing mengendarai sepeda motor sendiri. Udara dingin membalut tubuh, yang sudah dirangkapi jaket. Bahkan, untuk megusir dingin Genthong merasa perlu menutup kakinya dengan mantol hujan, meski hujan tidak turun, apaalagi bulan jernih memancarkan sinar.

“Bakmi nyemek dan teh jahe menghangatkan tubuh yang kedinginan’ kata Genthong.

Bakmi Si Bisu

Bakmi Si Bisu memang memiliki rasa yang enak. Dagingnya empuk. Campuran sayuran dan bakmi, yang diramu dengan telor, memberikan rasa nikmat, Jadi, memang wajar kalau warung bakmi ini bisa bertahan sampai 30 tahun. Genthong sendiri, sudah berulangkali menikmati warung bakmi si bisu, sehingga seperti sudah hapal akan rasanya. Panas bakminya, membuat telapak tangan tidak mampu menahan piring, sehingga Genthong mengambil satu piring kosong untuk menyangga agar telapak tangan tidak merasa panas.

Bakmi si Bisu merupakan salah satu bakmi yang ada di sepanjang jalan Bantul, atau yang ada di Yogyakarta, dan tidak mengecawakan jika kita mampir untuk menikmatinya.

Makan yuk ..!

Ons Untoro