Djogdja Tempo Doeloe

PROFIL ANAK-ANAK JAWA MASA LALU

PROFIL ANAK-ANAK JAWA MASA LALUBerikut ini adalah gambaran atau foto anak-anak Jawa di masa lalu. Setidaknya anak-anak Jawa di tahun 1897, karena foto ini terdapat pada sebuah buku yang diterbitkan pada tahun itu. Terlihat jelas pada foto tersebut bahwa anak-anak Jawa masa lalu itu tidak memakai alas kaki (sandal atau sepatu). Hal ini jelas berbeda dengan anak-anak Jawa masa kini yang sejak bayi pun telah dikenalkan dengan pelindung alas kaki. Mulai bayi mereka telah dikenalkan dengan kaus kaki (bahkan juga sarung tangan). Ketika mulai bisa berjalan mereka dikenalkan pada sepatu dan sandal.

Tampak bahwa anak-anak perempuan Jawa di masa lalu mengenakan penutup dada bertali. Penutup dada ini berfungsi benar-benar menutup bagian dada karena bagian punggungnya terbuka. Dalam gambar tersebut juga tampak bahwa salah seorang dari mereka juga tidak mengenakan celana sehingga ketika difoto tititnya kelihatan. Sarung yang dibawanya hanya dikalungkan sekenanya. Perut anak tersebut juga kelihatan buncit (mblendhing). Namun kebuncitannya tampaknya bukan karfena faktor kegemukan atau kelebihan makanan.

Pada bagian yang lain tampak anak laki-laki dalam posisi duduk di atas kursi. Tampaknya dari sekian anak yang difoto anak yang duduk di kursi merupakan anak dengan umur paling tua. Anak ini tampak mengenakan celana dan kain (kemungkinan sarung) dan kain tersebut juga dibiarkan jatuh terjuntai. Sementara itu tulang-tulang iga si anak juga tampak kelihatan menonjol. Secara keseluruhan ekspresi yang dipancarkan dari anak-anak itu mencerminkan keluguannya. Bahkan juga keudikannnya.

Mungkin dari anak-anak yang kelihatan �ndesa� itu telah lahir generasi baru yang hebat. Generasi yang menjadi sosok-sosok pemimpin bangsa Indonesia. Mungkin juga darah mereka telah mengalir ke darah kita sebagai generasi zaman ini. Mungkin kita ini keturunan dari mereka. Mungkin saja mereka berasal dari Jogja, Solo, Klaten, Wonogiri, atau tempat lain yang daripadanya kemudian lahir anak-anak Jawa baru. Siapa tahu.

Melihat gambar anak-anak Jawa masa lalu seperti itu mungkin akan menarik ingatan kita dan mencoba berimajinasi tentang sejarah masa lalu. Tentang suasana Jawa masa lalu. Tentang ke-ndesa-an Jawa di masa lampau. Tidak ada yang salah. Semuanya baik-baik saja. Masa lalu adalah mata rantai masa kini yang telah lewat. Namun tanpanya kita tidak bisa hadir di masa kini.

a.sartono

sumber: L. Th. Mayer, 1897, Een Blik in Het Javaansche Volksleven, Leiden: Boekhandel en Drukkerij.