Kuliner
EMPAL GORENG, JUICE SIRSAK DAN PECEL MADIUN
Di
Yogya memang mudah sekali menemukan warung. Di banyak tempat, di
tengah kota sampai pinggiran kota selalu ada rupa-rupa warung, dari
warung tenda sampai restoran. Jenis bangunan warungnya pun
bermacam-macam. Yang dianggap eksotik, jenis warungnya menggunakan
bahan bambu untuk tiang dan dindingnya.
Namun di bulan puasa ini
tidak banyak warung yang buka pada pagi atau siang hari. Kebanyakan
buka mulai jam 3 atau 4 sore. Tetapi bukan berarti sama sekali tidak
ada warung. Masih ada yang buka, hanya jumlahnya tidak banyak.
Kawasan jalan Kaliurang, yang pada hari-hari biasa ada banyak warung
makan yang buka, pada bulan puasa ini hanya sedikit yang buka.
Kuliner Tembi yang
berkeliling Yogya untuk ‘melihat’ warung makan yang buka di bulan
puasa melintasi jalan Kaliurang, dan pada Km 8,5 melihat warung
makan ‘Pecel Madiun’ buka.
Di
warung ini, kuliner Tembi memesan pecel madiun, empal goreng dan
juice sirsak. Mungkin karena bulan puasa menu yang tertera di list
sebagian besar tidak tersedia.
Warung pecel Madiun ini
berupa bangunan dari bambu, sehingga kelihatan eksotis. Di ruang
makannya, selain tersedia kursi ada lesehan. Tinggal pilh, mengambil
tempat mana yang disukai. Pilihan menunya ada pecel nasi, atau pecel
dan nasi di piring yang berbeda. Model piring yang dipakai adalah
piring yang mulai banyak digunakan warung-warung makan, berupa
piring dari rotan dan dikasih daun pisang untuk alas makan.
Di Yogya memang ada beberapa
pecel Madiun, namun hanya kata ‘Madiunnya’ yang sama’ Masing-masing
bukan sebagai cabang. Hanya saja, pecel Madiun yang ada di jalan
Kaliurang km 8,5, Dayu ini merupakan cabang dari pecel
Madiun,
dan hanya satu-satunya cabang yang ada di Yogya.
“Hanya ada satu cabang di
Yogya, ya di jalan Kaliuran ini’ kata salah seorang pelayan di
warung pecel Madiun.
Pecel Madiun memang berbeda
dari pecel Yogya. Pecel Madiun ini selain dilengkapi rempeyek,
ditaburi srundeng. Rasa sambal pecelnya sedikit pedas yang bisa
‘mengganggu lidah’. Artinya, rasa pedasnya terasa. Untuk lauk dari
pecel ini bisa memesan tambahan lauk lain, misalnya empal goreng,
tahu dan tempe goreng. Ada juga ayam goreng. Jadi, pecelnya
semata-mata hanya untuk sayuran. Tak ada lauk yang dibarengkan
dengan pecel selain kerupuk.
Pecel Madiun ini mudah
diakses, karena lokasinya di tepi
jalan.
Tidak susah mencari warung makan pecel Madiun di jalan Kaliurang.
Harga pecelnya pun tidak mahal. Satu piring pecel nasi seharga Rp
5000,-. Satu porsi empal goreng yang diiris-iris kecil seharga Rp.
6500 dan segelas juice seharga Rp 5000. Satu piring pecel nasi cukup
kenyang, karena porsinya sudah pas untuk dinikmati satu orang.
Gurih sambalnya terasa,
sehingga rasa gurih berpadu dengan pedas, yang kemudian ‘diredakan’
oleh sayuran. Pecel Madiun ini disertai daun kemangi. Pada pecel
Yogya, biasanya tidak ada daun kemanginya. Mungkin karena untuk
membedakan pecel Madiun disertai daun kemangi. Barangkali karena
sambal pecelnya merasa ‘sudah dikenal’ dan memiliki rasa yang khas,
sehingga tersedia sambal pecel yang sudah dikemas. Rasa kacang pada
sambal pecel Madiun terasa, dan ini yang membuat orang memiliki
‘rasa kangen’ pada pecel Madiun.
Menikmati pecel di siang
hari memang menyegarkan. Dan kuliner Tembi, di jalan Kaliurang
menemukan menu segar di siang hari. Segarnya sayuran pecel berbeda
dengan segarnya sop. Pada sop kuahnya yang memberi rasa segar. Pada
pecel Madiun, sayuran dan sambalnya menghadirkan rasa segar di siang
terik Matahari.
Ons Untoro |