Kuliner

TENGKLENG 'BENJOYO' TIMURAN

TENGKLENG 'BENJOYO' TIMURANMendengar menu tengkleng, pastilah ingatan kita menunjuk kota Solo.Karena tengkleng adalah menu khas dari Solo. Seperti halnya kita mendengar menui gudeg, pastilah ingatan kita akan mengarah pada kota Yogya.

Namun, untuk menikmati tengkleng, setidaknya bagi orang Yogya penggemar tengkleng, tidak perlu ke Solo, di Yogya ada menu Tengkleng yang disajikan untuk penggemar tengkleng, tetapi tinggalnya di Yogya.

Dimana menu tengkleng ini?

Tengkleng ini bisa dinikmati di jalan Parangtritis, atau kampung Timuran. Jenis warung kaki lima ini, terletak di tepi jalan. Dari arah pojok beteng wetan menuju keselatalan sekitar 500 meter disebalah timur jalan ada warung tenda yang bertuliskan ‘Benjoyo’. Pilihannya ada daging, kaki, dan kepala. Tinggal pilih mana yang suka.

“Kepala, apa kaki pak, atau daging” tanya menjual, seorang perempuan yang bernama Butet.TENGKLENG 'BENJOYO' TIMURAN

“Daging saja, tiha potong” jawab kuliner Tembi.

“Kuahnya pedas tidak?” tanya Butet

“Cabenya cukup satu saja’ kata kuliner Tembi.

Tengkleng dengan kuah hangat yang diberi satu cabe cukup memberi rasa pedas, dan membuat tubuh menjadi hangat. Hawa dingin malam, bisa segera tertanggulangi karena semangkok tengkleng.

Permintaan cabe memang sesuai selera pemesan. Artinya, orang yang suka pedas bisa meminta lebih dari satu cabe. Dagingnya juga demikian, boleh mengambil satu atau lebih. Kalau ingin dagingnya diiris menjadi cukup banyak, ambil dua atau tiga ikatan. Semangkuk tengkleng dan sepiring nasi sudah bisa mengusir rasa lapar.

Berapa harga semangkuk tengkleng?

Tergantung dari jumlah pilihan potongan daging yang sudah diikat.TENGKLENG 'BENJOYO' TIMURAN Hitungannya, satu potong harganya Rp, 6000. Jadi, kalau mengambil tiga potong, tinggal mengalikan saja. Pilihannya tidak harus sama. Boleh satu potong daging, satu potong kepala, satu potong kaki. Dari tiga pilihan kemudian dicampur menjadi satu.

Tengkleng memang berbeda dengan gule dan lelung. Pada yang disebut kedua, kependekan daru gule balung. Jadi, yang dimasak adalah balungnya (tulang), tetapi dengan teknis masak yang enak dan mempunyai pengalaman, balung yang dimasak menjadi sangat empuk dan mudah untuk dikunyah. Tentu saja, bukan hanya balung atau tulang, tetapi masih ada dagingnya.

Pada gule dan lelung menggunakan santan. Pada tengkleng tidak memakai santen, sehingga kuahnya tidTENGKLENG 'BENJOYO' TIMURANak kental. Karena itu, antara tengkleng dan gule ada yang membedakannya, setidaknya pada kuahnya.

Tengkleng ‘Benjoyo’ baru sekitar 2 tahun lalu membuka warungnya. Setiap hari mulai pukul 17.00 sudah mulai buka dan biasanya sampai puku; 23.00. Lokasinya mudah dicari karena di tepi jalan. Warung tengkleng ini ditunggui oleh dua orang, suami istri yang masih muda, namanya Budi dan Butet.

“Sekitar 2 tahun yang lalu warung ini saya buka” kata Budi menjelaskan.

Sebut saja, ‘tengkleng Jogja’ sajian ‘Budi-Butet’. Rasanya cukup enak, dan tidak mengecewakan. Harganya juga termasuk murah. Menu ini, setidaknya bisa ‘mengobati’ rasa kangen penggemar tengkleng dan tidak perlu pergi ke Solo untuk menikmatinya.

Luangkan waktu untuk mampir menikmati tengkleng sajian ‘Budi-Butet’

Ons Untoro