Kuliner
NASI BECEK BU YANI, SATU MASAKAN KHAS DARI NGANJUK
Jenis
masakan yang dinamakan Soto Sulung, Thengkleng (Lelung), Rawon, dan
Gulai mungkin sudah tidak begitu asing lagi bagi masyarakat Jogja.
Meskipun tiga masakan yang pertama bukan berasal atau khasnya
masakah ala Jogja. Soto Sulung merupakan salah satu masakan khas
Jawa Timur. Thengkleng merupakan masakan khas dari Solo (Surakarta),
dan Rawon juga merupakan masakan khas dari Jawa Timur. Rasa masakan
tersebut juga berbeda-beda. Masing-masingnya memiliki kekhasannya
sendiri-sendiri.
Terbayangkah Anda
mencampurkan keempat, ketiga, atau kedua jenis masakan di atas
menjadi satu-padan ? Bagaimana kirar-kira rasa dan aromanya ?
Barangkali sekali-sekali Anda perlu mencobanya juga. Siapa tahu dari
sana Anda dapat menemukan jenis masakan khas lain. Menu baru yang
unik.
Akan
tetapi jika Anda memang ingin merasakan sebuah sajian masakan khas
yang memiliki ciri-ciri dari Soto Sulung, Rawon, dan sekaligus
Gulai, maka tampaknya Anda perlu mencicipi jenis masakan khas dari
Nganjuk, Jawa Timur yang dinamakan Nasi Becek. Nasi Becek ? Ya, Nasi
Becek. Jenis masakan ini baik warna kuahnya, aromanya, dan komponen
bumbu dan bahan-bahannya memang kelihatan unik. Unik karena
merupakan perpaduan dari Soto Sulung, Gulai, Thengkleng, dan Rawon
sekaligus. Aromanya puh khas. Aroma antara keempat jenis masakan itu
seolah menyatu dalam satu sajian Nasi Becek.
Nasi Becek berbahan baku
tetelan/balungan kambing atau domba. Jadi bahannya mirip-mirip
dengan bahan thengkleng. Sementara bahan yang lain yang berupa
taburan tauge pendek mirip dengan Rawon. Demikian pula kuahnya,
mirip dengan perpaduan antara keempat jenis masakan di atas.
Kekhasan lainnya adalah taburan irisan seledri dan bawah goreng.
Selain itu, sambal yang berupa
gecekan
cabai rawit yang teh direbus dan dibuang isinya juga menjadi sesuatu
yang khas dalam sajian Nasi Becek. Jadi, penikmat Nasi Becek tidak
perlu blingsatan mencari sambel karena rasa pedas Nasi Becek yang
berasal dari cabe rawit yang telah dimasak dan digilas telah
dicampurkan ketika disajikan. Tidak perlu khawatir, rasa pedas dalam
Nasi Becek ini tidak akan terasa ”nyether” di lidah karena memang
telah diukur (hanya satu cabai rawit matang yang telah dibuang
isinya) yang disertakan dalam satu mangkuk Nasi Becek.
Menyantap Nasi Becek ibarat
menyantap Thengkleng dengan campuran Rawon, Soto Sulung, Gulai, dan
Thengkleng itu sendiri. Tauge pendek yang dicampurkan di dalamnya
memberikan efek segar krenyes-krenyes. Seledri juga memberikan
sentuhan aroma lain yang menyingkirkan aroma khas daging kambing
yang biasanya agak prengus. Demikian pula taburan bawang merah
gorengnya. Kuah Nasi Becek juga kelihatan cokelat seperti Rawon.
Namun sedikit
berlemak
seperti Gulai. Aroma khas lain dari kuahnya adalah aroma kacang
tanah yang digiling. Lengkap sudah unsur-unsur pembentuk Nasi Becek
ini. Di samping merupakan perpaduan antara
Gulai-Thengkleng-Rawon-dan Soto Sulung, kuahnya masih dicampur
dengan kacang tanah yang telah dihaluskan. Efek segar dan ”kemepyar”
dari Nasi Becek ini akan dipersegar dengan satu perasan jeruk nipis.
Nasi Becek sebagai masakan
khas dari Nganjuk ini dapat dinikmati di Rumah Makan Nasi Becek ”Bu
Yani” yang beralamatkan di Jl. Wonosari Km 4,5 (sebelah timur Kantor
PLN) Gedong Kuning, Yogyakarta. Rumah makan ini buka mulai jam
07.00-19.00 WIB.
Menurut Widayati selaku
keponakan yang membantu Bu Yani, rumah makan yang menyediakan menu
khusus khas Nganjuk yang ada di Jogja tampaknya belum banyak.
Mungkin hanya ada sekitar 2-3 rumah makan saja. Rumah Makan Nasi
Becek Bu Yani merupakan salah satunya. Sekalipun rumah makan ini
baru 5 bulanan membuka usahanya, namun konsumen yang mulai ketagihan
Nasi Becek sudah lumayan banyak. Demikian tutur Widayati kepada
Tembi belum lama.
Untuk satu porsi Nasi Becek
campur dipatok harga Rp 8.000,-. Sedangkan untuk satu porsi Nasi
Becek Pisah dibanderol dengan harga Rp 10.000,-. Sebuah harga yang
murah untuk sebuah kenikmatan dan kekhasan masakan khas Nganjuk,
Jawa Timur.
a.sartono |