Djogdja Tempo
Doeloe
GAMBAR ALUN-ALUN LOR JOGJA TAHUN 1771
Berikut
ini adalah (mungkin) satu-satunya gambar yang masih dapat dinikmati
dari topografi Keraton Yogyakarta dan Alun-alun Utara yang dibuat
pada tahun-tahun pertama setelah dibangunnya kediaman raja (keraton)
yang baru. Pada bagian belakang (latar belakang) gambar adalah
kediaman raja (keraton). Sebelum menuju ke kediaman raja di depannya
terdapat tanaman beringin yang masih muda yang disakralkan dan
kemudian dikenal juga sebagai Ringin Kurung atau Kyai Janadaru dan
Kyai Dewadaru.
Keseluruhan tanah yang
tampak di dalam gambar tersebut adalah tanah kerajaan (negaragung).
Pada sisi barat kediaman raja belum tampak bangunan yang kelak
dikenal sebagai Masjid Agung/Masjid Gede/Masjid Kauman. Gambar ini
dibuat oleh orang yang bernama A. Nelly. Gambar dibuat pada tahun
1771. Sayangnya, sosok A. Nelly ini tidak pernah diketahui dengan
jelas tentang jati dirinya. Kemungkinan besar ia adalah seorang
pejabat VOC. Gambar itu dibuatnya dengan menggunakan tinta yang saat
itu dikenal dengan nama tinta india.
Jika diamati maka kelihatan
bahwa gambar tersebut menunjukkan betapa masih sederhananya bangunan
yang disebut sebagai keraton dan kompleks keraton itu secara
keseluruhan. Tidak ada bangunan lain di seputaran keraton selain
keraton itu sendiri. Gambar tersebut juga menegaskan bahwa bangunan
yang dibangun pada saat itu lebih banyak atau bahkan 90 prosen masih
menggunakan bahan utama berupa kayu. Kelapangan dan keluasan tanah
masih demikian kelihatan menonjol.
Bandingkan dengan kondisi
sekarang setelah hal itu berlangsung selama 240 tahun. Kompleks
keraton telah �dijepit� banyak bangunan atau hunian. Demikian pun
Alun-alun dan pinggiran Alun-alun. Selama 240 tahun Jogja telah
menjadi sebuah wilayah yang padat hunian. Padat juga kendaraan atau
lalu lintasnya. Orang kebingungan mencari ruang dan hunian. Harga
tanah telah sangat mahal. Kelapangan dan keluasan tanah seolah
menjadi barang langka.
a.sartono
sumber : M.P. Van
Bruggen, dkk, 1998, Djokja en Solo Beeld van de Vorstenden,
Nederland: Asia Major. |