Djogdja Tempo Doeloe

PROSESI PEMAKAMAN SULTAN HAMENGKU BUWANA VIII, 1939

PROSESI PEMAKAMAN SULTAN HAMENGKU BUWANA VIII, 1939Penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal hampir selalu dilakukan dengan upacara yang cukup besar. Setidaknya hal itu melibatkan banyak orang. Orang biasa pun diperlakukan dengan cara-cara seperti itu, atau setidaknya mengarah ke sana. Lebih-lebih pada meninggalnya orang besar semacam raja. Raja yang meninggal tentu akan mendapatkan perlakuan atau penghormatan yang juga besar atau agung.

Berikut ini adalah foto prosesi pemakaman Sri Sultan hamengku Buwana VIII. Tampak iring-iringan jenazah sedang meninggalkan Keraton Yogyakarta. Prosesi ini terjadi tanggal 24 Oktober 1939. Iring-iringan ini akan menuju ke kompleks makam raja-raja Mataram Islam di Imogiri, Bantul. Prosesi pemakaman Sri Sultan Hamengku Buwana VIII ini dipimpin oleh patih Kasultanan Yogyakarta, Patih Danuredjo VIII.

Keagungan dari prosesi ini tampak dari banyaknya orang yang terlibat dalam prosesi ini. Semua kerabat, punggawa, atau abdi dalem Keraton Yogyakarta yang bertugas mengenakan busana adat Jawa sesuai dengan kepangkatan atau kedudukannya masing-masing.

a.sartono

Sumber: M.P. van Bruggen, R.S. Wassing, dkk., 1998, Djokdja en Solo, Nederland: Asia Major.