Bakmi mBah Mo di Bantul

Bakmi mBah Mo di Bantul

Di Bantul ada banyak penjual bakmi, bahkan untuk menuju warung bakmi yang dikenal dengan nama ‘mBah Mo’ orang melewati puluhan penjual bakmi, tetapi yang dituju warung bakmi ‘mBah Mo’, yang letaknya di tengah dusun, dan disebutnya sebagai tidak strategis.

Sudah berulangkali ‘Kuliner Tembi” menikmati bakmi ‘mBah Mo’, dan selalu menunggu lebih dari 5 pembeli. Artinya, membeli bakmi di mbah Mo orang harus bersedia antri. Kalau datang agak malam, bisa menunggu agak lama, bahkan tidak jarang ada yang rela menunggu antrian 40 pembeli.

Pilihan yang tersedia bakmi goreng, bakmi godog dan bakmi nyemek. Tak ada nasi goreng atau nasi magelangan. Jadi, yang datang ke warung ‘mBah Mo’ hanya bisa memilih yang tersedia itu. Jika di warung bakmi lainnya, biasanya tersedia nasi goreng dan melayani nasi magelangan.

Kamis (26/4) lalu, ‘Kuliner Tembi’ untuk yang kesekian kali kembali mengunjungi warung bakmi ‘mBah Mo’ sore hari, kira pkl 17.30. Warung sudah buka dan belum ada pembeli lain yang datang.

‘Sudah buka?’ tanya kuliner Tembi.

‘Sudah’ jawabnya.

Bakmi mBah Mo di Bantul

Tentu saja, karena datang pertama dan belum ada pembeli lain yang datang, maka dengan sendirinya tidak menunggu. Bersama dengan seorang teman, penggemar bakmi, selalu saja setiap di warung bakmi, yang dipesan bakmi nyemek. Tidak lupa, di warung bakmi mBah Mo, juga memesan nyemek dan teh jahe. Kedua jenis pesanan itu seperti sudah dihapal oleh yang melayani di warung mBah Mo.

Tidak menunggu lama, karena datang pertama. Rasanya melegakan, karena begitu memesan tidak lama pesanan diantar. Beberapa menit ‘Kuliner Tembi’ duduk di kursi lincak di warung mbah Mo dan pesanan belum selesai dibuat, rombongan pembeli lain datang, dan disusul dengan rombongan lainnya. Maka, yang datang berikutnya harus rela antri.

“Dalam sehari berapa potong ayam dihabiskan?” tanya kuliner Tembi.

“Antara 10-15 potong’ jawab pelayan yang khusus melayani minuman dan pesanan bakmi.

Bakmi mBah Mo di BantulDari jumlah ayam yang habis dalam beberapa jam di warung bakmi mBah Mo, orang bisa mengira-ira berapa ratus orang saban malam datang di warung bakmi mBah Mo. Padahal warung buka hanya sekitar 5-6 jam. Karena biasanya, pukum 11 malam, atau sebelumnya bakmi sudah habis dan warungnya, tentu saja, sudah tutup.

Suatu kali, ‘Kuliner Tembi’ pernah ke warung bakmi mBah Mo, malam sekitar pukul 20.00 dan baru sekitar pkl 21.30 pesanan diantar, karena antrian memang cukup banyak. Pada kali yang lain, ‘Kuliner Tembi’ datanng pkl 22.30 dan warung sudah tutup.

Kalau kita lihat tempat parkir, sebagian besar tamu dari luar dan menggunakan mobil. Dan tamu-tamu itu tidak sendirian, selalu lebih dari satu orang. Artinya, kalau ada 10 mobil di ruang parkir, minimal menunggu 20 antrian.

Penggemar Bakmi, dan selalu memesan bakmi nyemek, di warung bakmi manapun, Slamet Riyadi Sabrawi namanya, merasakan kenikmatan yang berbeda dengan warung bakmi lainnya.

“Saya merasakan, bakmi mBah Mo ini memiliki rasa yang khas, tanpa disertai kecap, seperti selama ini saya pesan, tetapi seolah sudah dengan kecap” kata Slamet Riyadi.

Agaknya, ‘mBah Mo’ telah menjadi ‘identitas bakmi di Bantul.

Cobalah kunjungi warung bakmi mBah Mo untuk menguji lidah.

Makan yuk ..!

Ons Untoro

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta